Rabu, 19 April 2017

Cerpen : Musuhku Cintaku


Aku Meta. Aku berumur 12 tahun. Sekarang aku pindah ke Jakarta. Hari ini hari pertamaku masuk sekolah. Aku sekolah di salah satu SMP terfavorit di Jakarta.
Waktu menunjukkan pukul 07:00 dan aku masih tertidur lelap. Aku pun terbangun sampai panik saat melihat jarum jam mengarah ke angka tujuh. Aku bergegas mandi sampai aku melupakan sarapan pagi. Supirku sudah siap di depan rumah. Aku pun langsung berangkat ke sekolah. Oh iya, sekolahku di Jakarta Pusat Jl. Johar Baru Percetakan Negara 2. Nama sekolahku adalah SMPN 76.
Aku merasa gugup, kakiku gemeteran. Tiba-tiba ada seorang menepuk punggungku. Sontak aku kaget. Lalu dia memperkenalkan namanya. Gadis yang berambut ikal itu bernama Jeniffer Alambra. Ya, dia memang turunan belanda. Sejak saat itu aku pun dekat dengan dia sampai sekarang.
Sudah sekitar satu bulanan aku bersekolah, Tapi semuanya terasa biasa saja. Sampai suatu hari terjadi suatu kesalah pahaman yang berujung permusuhan antara aku, Jeniffer dengan anak laki-laki yang bernama Reinhart, Lidra Reza, Oneil dan Charlie. Menurutku mereka sangat menyebalkan. Sudah hampir dua bulan kita tidak berbicara satu sama lain. Aku pun muak menghadapi masalah ini.



Aku menangis dan langsung berbicara kepada ibuku. Satu-satunya orang yang mengerti keadaanku. Masalah pun terbongkar sampai telinga orangtua kami. Kami terlihat berteman dari luar, tetapi tidak di dalam. Aku masih merasa sangat kesal dengan mereka. Akan tetapi, semakin lama aku merasa canggung. Akhirnya, aku mengalah dan meminta maaf kepada mereka. Tetapi, Jeniffer masih tidak terima. Semakin lama semakin canggung. Sempat suatu saat Jeniffer ikut nebeng mobil Reinhart. Sampai-sampai ayah Reinhart mulai bertanya. Dengan sontak Reinhart dan Jeniffer mulai berbicara untuk menghilangkan rasa curiga pada ayah Reinhart.
Aku pun menjadi perantara komunikasi antara empat lelaki tersebut dengan Jeniffer. Ini sangat aneh. Seiring waktu berganti, Jeniffer pun menyerah karena dia sudah tidak tahan dengan ejekan mereka “CEPU” itulah yang sering mereka ucapkan. Yang berarti penusuk dari belakang atau pengkhianat. Akhirnya kami berteman kembali.
Tiga bulan pun berlalu, aku merasa ada yang berbeda. Tidak biasanya Lidra dan Charlie menghubungiku lewat sosial media. Betapa terkejutnya aku saat mendapat pesan dari mereka berdua. Mereka menembakku. Aku bingung harus pilih Lidra atau Charlie. Berhubung aku dari dulu menyukai Lidra, ya sudah aku memilih Lidra.
Akhirnya kami resmi berpacaran. Kami masih merahasiakan hubungan kami kepada semua teman-teman kami. Sudah jalan enam bulan rahasia kami pun terbongkar, teman-teman, guru-guru bahkan orangtua aku dan Lidra mengetahauinya. Saat itu hubungan kami semakin membaik. Canda dan tawa selalu menemani hari-hari kami. Sempat waktu itu Lidra menginap di rumah Reinhart selama dua hari satu malam. Pada waktu itu Lidra sedang meneleponku dan dia bersembunyi di lemari pakaian milik Reinhart. Sebernya aku mengetahui bahwa Charlie cemburu melihat aku dengan Lidra. Hubunganku dengan Charlie tak sebaik dulu. Sekarang, aku dan Charlie tidak pernah ngobrol dan saling sapa. Tapi aku tak masalah dan aku tak pedulikan dia karena sekarang aku sudah memiliki Lidra.
Waktu begitu cepat, tak terasa aku dan Lidra sudah satu tahun pacaran. Tapi ada yang aneh. Entah apakah itu tapi aku hanya merasakan ketidaknyamanan. Hubunganku lambat laun tak sebaik dahulu. Kisah cinta yang manis tak lagi ada sekarang hanya tersisa kenangan yang sangat sulit aku lupakan. Ya, aku memang putus dengan Lidra. Padahal aku masih sangat sayang kepadanya. Tapi takdir berkata lain. Aku hanya bisa bersabar dan yakin bahwa ini yang terbaik untukku dan Lidra. Aku mencoba untuk melupakan dia tetapi mengapa ini sungguh sulit? apakah aku terlalu menyanginya hingga sulit tuk lupakan dia?. Kesokan harinya aku masuk sekolah dan bercerita tentang hal ini kepada sahabatku, Jeniffer. Dia memberiku saran agar aku tetap kuat dan sabar. Jeniffer memang ada benarnya. Maka aku pun mencoba untuk tegar dan melupakan Lidra.



Sebulan berlalu tetapi perasaanku masih tetap sama terhadap Lidra. Aku tahu Lidra sudah tidak menyayangiku lagi. Jennifer berkata kepadaku bahwa Lidra sudah memiliki kekasih baru. Betapa sakitnya hatiku ini. Saat aku membuka handphone Charlie memulai obrolan denganku. “Hai , Apa kabar gimana keadaan lo sekarang? Dah lama gak ngobrol bareng.” Begitulah pesannya. Lalu dari saat itulah aku mulai dekat dengan dia, aku suka bercerita tentang apapun kepada dia. Charlie jujur kepadaku bahwa dia masih menyukaiku. Tetapi aku masih sulit untuk melupakan Lidra. Charlie pun mulai PDKT denganku. Memang aku masih sulit melupakan Lidra. tetapi aku berusaha untuk melupakan Lidra. Akhirnya, saat Charlie menembakku aku pun menerima dia. Sebenarnya aku tidak begitu menyukainya tetapi karena kasihan aku pun menerimanya.



Satu minggu pun berlalu perasaanku masih sama. Ya, aku memang belum bisa melupakan Lidra walau pun Charlie masih tidak mengetahui hal tersebut. Karena takut melukai perasaan Charlie, aku pun memutuskan Charlie dan mungkin lebih baik jika kami bersahabat supaya tidak ada yang tersakiti. Bahkan sampai sekarang kami masih bersahabat.

Minggu, 09 April 2017

Heartline Lidra Reza April 9 , 2017 At Bali

Pemandang alam itu yang diciptakan Allah SWT itu indah banget .

Tidak berhenti-henti hambahmu ini mengucapkan syukur karena masih bisa bernafas dan menyaksikan keindahan alam di dunia fana ini.